Thursday 19 January 2012

MOBIL SELEPAN PADI


Oleh: Rinto

1.      PENDAHULUAN
Pada tahun 2008 Indonesia mengalami swasembada beras, yang ditandai dengan tidak dilakukannya impor beras. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan luas lahan pertanian, yang mencapai 7,86 juta hektar atau 3,4 persen di atas pencapaian luas tanam pada periode 2007 dan peningkatan produksi padi serta peningkatan pembelian beras oleh Bulog dari 1,76 juta ton tahun 2007 menjadi 3,1 juta ton tahun 2008 (Deptan, 2009).
Ada beberapa faktor penting yang mendukung peningkatan produktivitas beras, yaitu iklim yang kondusif, penggunaan benih unggul, ketersediaan pupuk, adanya suplai air, minimnya serangan hama penyakit, dan pengelolaan pascapanen yang baik. Walaupun diiringi dengan kelangkaan pupuk, yang hanya menyediakan 4,3 juta ton dari 5,8 juta ton kebutuhan yang ada, namun faktor-faktor lainnya (iklim, suplai air, hama dan pengelolaan pasca panen) lebih mendukung peningkatan produktivitas padi dibandingkan tahun sebelumnya (Deptan, 2009).
Peningkatan produktivitas menyebabkan pemerintah memberikan insentif kepada petani dengan menaikkan harga pembelian untuk gabah dan beras, baik di tingkat petani maupun usaha penggilingan (Prabowo dalam kompas.com). Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong masyarakat disekitar lumbung padi mendirikan usaha penggilingan padi. Usaha penggilingan padi tersebar diseluruh daerah yang merupakan lumbung padi. Berdasarkan data statistik (BPS) tahun 2000, jumlah penggilingan padi di Indonesia sebanyak 108.512 unit (Deptan, 2009). Usaha penggilingan padi yang ada, sebagian besar merupakan pabrik penggilingan padi yang dibangun berdekatan dengan area persawahan petani.
Usaha penggilingan padi merupakan faktor penting dalam pengelolaan pasca panen produksi padi/beras, karena kualitas beras giling ditentukan juga oleh kualitas penggilingan. Keberlangsungan usaha penggilingan padi ditentukan oleh hasil produksi padi dari petani disekitarnya. Semakin meningkatnya produksi padi petani disekitar pabrik penggilingan, maka akan semakin meningkatkan kinerja penggilingan padi dan sebaliknya. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras, sehingga pengilingan padi merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi. Pada tahun 2011, pemerintah menargetkan angka produksi padi sebanyak 70,01 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 43,93 juta ton beras. Dengan demikian, target tersebut naik sekitar 5 % dibandingkan tahun 2010 yang hanya 65,98 juta ton GKG (Kompas. 2011). Cerahnya prospek usaha penggilingan padi, mendukung di beberapa daerah muncul penggilingan padi keliling

2.      Mobil Selepan Padi
Penggilingan padi keliling merupakan terobosan baru dalam usaha penggilingan padi. Sebelumnya, penggilingan padi memerlukan tempat yang cukup luas untuk membangun pabrik berupa bangunan dengan segala alat berat yang digunakan sebagai mesin penggiling. Suara mesin penggilingan selama proses produksi juga sangat keras dan terdengar hingga 100 meter. Penggilingan padi keliling hanya menggunakan 1 kendaraan (mobil) yang dirancang khusus dengan menempatkan mesin penggiling padi sebagai bagian dari body mobil, sehingga sering disebut sebagai mobil selepan (penggilingan) padi (Gambar 2). Dengan sistem keliling, para pengusaha penggilingan padi menawarkan jasa penggilingan padi menjadi beras yang mampu menjangkau ketempat-tempat petani yang berlokasi jauh dari pabrik penggilingan beras
Mobil selepan padi dirancang khusus dengan dua  (2) mesin utama yaitu pengelupas kulit padi dibagian belakang (warna merah pada Gambar 3) dan mesin pembersih atau  pemisah beras dengan bekatul di bagian tengah (warna biru pada Gambar 3),  sedangkan dibagian depan digunakan untuk pengendara. Dalam 1 hari, kapasitas giling bisa mencapai 3 ton gabah kering giling dengan rendemen 70-75%. Kebutuhan rata-rata bahan bakar dalam sehari ±10 liter bensin sudah termasuk untuk keliling. Alat ini biasanya dioperasikan oleh 1 atau 2 orang. 
Proses penggilingan padi dilakukan dua (2)  tahap, yaitu  proses Tahap I merupakan pengelupasan kulit dan proses Tahap II yaitu pembersihan yang merupakan pemisahan beras dengan bekatul/dedak. Pada proses Tahap I, padi kering yang dimasukan kedalam alat akan dikelupas kulitnya dan dipisahkan antara kulit dan padi kelupas. Selain itu juga dipisahkan kotoran-kotoran, biasanya berupa potongan jerami padi atau benda lain yang bercampur dengan padi kering. Hasil akhir dari proses tahap I adalah padi kelupas yang masih bercampur dengan dedak/bekatul dan dikeluarkan dari mesin Tahap I pada sebelah kiri, sedangkan kotoran serta kulit padi dikeluarkan dari sebelah kanan mesin. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi kontaminasi kembali antara kulit dan padi kelupas. Proses penggilingan Tahap I dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali.
Padi kelupas dari penggilingan Tahap I dimasukan pada mesin penggilingan Tahap II. Pada tahapan ini dilakukan pemisahan antara bekatul/dedak dengan beras. Proses penggiingan Proses Penggilingan Tahap II juga dilakukan ulangan senayak 2 kali agar diperoleh beras yang bersih. Beras dan bekatul/dedak ditampung secara terpisah.
Kapasitas 1 kali proses penggilingan sebesar 50kg gabah kering yang memakan waktu sekitar 30 menit untuk merubah gabah kering menjadi beras putih. Jasa penggillingan padi dihitung perkilogram beras yang dihasilkan sebesar Rp 500/kg. 
Munculnya mobil penggilingan/selepan padi menyebabkan pro dan kontra pada masyarakat. Petani yang berlokasi jauh dari tempat penggilingan padi merasa diuntungkan karena tidak perlu repot-repot membawa gabah kering ke pabrik/gudang penggilingan. Selain itu mobil selepan padi juga melayani penggilingan dalam jumlah sedikit, sehingga seandainya petani hanya memerlukan beras untuk konsumsi sehari-hari, mereka tidak perlu repot-repot membawa gabah kering ke gudang penggilingan beras. Di lain pihak, sebagian pengusaha penggilingan padi “menetap” merasa resah dengan adanya mobil selepan padi, karena sebagian pelangganya hilang. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya aktivitas penggilingan di pabrik sehingga berimbas pada berkurangnya penghasilan. Oleh karena itu pengusaha pabrik penggilingan padi yang menetap, biasanya merangkap menjadi pengusaha jual beli padi dan beras, dengan terobosan ini menyebabkan petani yang akan menjual padi ataupun berasnya akan tetap menuju pabrik penggilingan.
Menurut pandangan masyarakat, kualitas beras yang dihasilkan dari pabrik penggilingan padi masih lebih baik dibandingkan dengan penggilingan padi keliling (mobil selepan), sehingga petani yang akan menggiling padi dalam jumlah banyak dan akan menjualnya, biasanya lebih memilih untuk menggilingkan padi di pabrik penggilingan. Dengan demikian, masyarakat dapat memilih mana yang akan digunakan untuk penggilingan padi yang dihasilkan.
3.      Kesimpulan
Mobil selepan padi merupakan teknologi baru yang berkembang di masyarakat untuk menjawab kebutuhan masyarakat pedesaan khususnya yang berlokasi jauh dari pabrik penggilingan padi. Adanya mobil selepan padi membuat sebagian orang merasa diuntungkan karena tidak perlu repot-repot membawa gabah kerig giling ke pabrik penggilingan yang berlokasi jauh dari rumahnya. Namun para pengusaha yang memiliki pabrik penggilingan padi merasa dirugikan, karena sebagian pengguna jasanya beralih kepada mobil selepan padi. Namun pandangan masyarakat secara umum menyebutkan bahwa kualitas beras hasil penggilingan pabrik lebih baik dibandingkan dengan penggilingan pada mobil selepan padi, oleh karena itu masyarakatlah yang dapat mimilih teknologi mana yang akan digunakan untuk penggilingan padi

DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, H.E. 2008. Setelah Swasembada Beras, lalu apalagi? Kompas 16 Desember 2008 dalam www.kompas.com. [online] diakses 4 September 2011.
Deptan. 2009. Revitalisasi Usaha Penggilingan Padi. Juli 2009.  www.deptan.go.id.2009. [online] Diakses 5 September 2011.
Kompas. 2011. Swasembada Beras Di 2011. Opini Kompas 31 Januari 2011. www.kompas.com. [online] diakses 4 September 2011.

3 comments:

  1. Kupur kau saudara, bertobatlah.....!

    ReplyDelete
  2. Dear pembaca permisi kami dari pengerajin jembatan timbang atau timbangan mobil berbagai ukuran panjang dan kapasitas. mungkin ada yang berkenan dan membutuhkan untuk menunjang produktifitas usaha .
    call 081252575899 atau kantor 0318970991 Dng Pak Andi.
    trimakasih

    ReplyDelete
  3. Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah, dsb-nya.

    Untuk informasi
    Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
    Mobile:0813-8061-3685

    ReplyDelete