RENUNGAN ““MANUSIA “ROBOT” YANG BERFIKIR””

Oleh Rinto

Ketika dihadapkan pada kata-kata TAKDIR, semua manusia terdiam dan seakan-akan menyerah, begitulah yang harus dialami. Jikalau seperti itu adanya, apakah bedanya manusia dengan robot, yang diciptakan, dan diprogram khusus untuk misi, kegiatan, ataupun aktivitas tertentu, dan jikalau sudah lama dipakai, tentunya akan rusak dan musnah. Apakah manusia juga seperti itu? Semua orang tentunya akan mengatakan “TIDAK, diriku bukan robot bahkan sangat berbeda dengan robot”,  tetapi jika apa yang kita lakukan seperti robot, hanya mengikuti program yang sudah ada dan diyakini sebagai TAKDIR, apakah bedanya manusia dengan robot?

Terdapat beberapa kesamaan manusia dan robot. Manusia dan robot sama-sama memiliki bentuk yang dapat dilihat dengan jelas. Dengan berjalannya waktu, keduanya dapat mengalami keausan fisik baik warna maupun kekuatan penyusunnya. Manusia memiliki energi yang kuat, demikian pula dengan robot. Keduanya dapat mendorong, mengangkat, bahkan menggulingkan benda lain dengan masa yang besar. Hanya sumber energi manusia berbeda dengan energy robot. Manusia mempunyai mekanisme khusus yang disebut dengan metabolisme untuk memperoleh energi. Karbohidrat, protein, dan lemak akan dicerna dalam sistem pencernaan yang sangat sempurna sehingga menghasilkan energi, sedangkan robot menggunakan energi instan dari berbagai jenis baterai. Walaupun dengan sumber yang berbeda, keduanya membutuhkan dan memiliki energi.

Robot diprogram khusus untuk membantu dan menuruti apapun yang dilakukan penciptanya, demikian pula dengan manusia. Seandanya prilaku robot menyimpang dari apa yang sudah digariskan penciptanya. Apa kira-kira yang akan dilakukan pencipta/pemilik robot? Tentunya yang pertama kali adalah memperbaikinya dengan menginstal kembali program-program yang ada, dengan harapan robot akan melakukan tindakan sesuai keinginan pencipta. Jika hal ini tidak bisa dilakukan,  kemungkinan yang terburuk adalah mengistirahatkannya dari segala aktivitas atau bahkan memusnahkannya jika dianggap membahayakan. Ataupun akan diganti dengan bentuk ataupun  jenis robot lain dengan harapan lebih patuh kepada penciptanya. Bagaimanakah dengan manusia, apakah Anda memilki beberapa kesamaan dengan robot?

Dari beberapa kesamaan yang ada, terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara robot dan manusia, bagi yang memahaminya. Pertama robot diciptakan oleh manusia, sehingga kualitas robot semestinya tidak lebih baik dari manusia. Kedua, robot diprogram khusus tanpa bisa memilih, mana yang terbaik bagi dirinya. Tetapi manusia diprogram dengan berbagai pilihan yang harus ditentukan dan akan berimbas pada diri dan kehidupannya. Jika manusia mengaku pusing dengan berbagai pilihan hidupnya, maka jadilah robot. Dan yang ketiga, apapun yang terjadi dengan robot merupakan pilihan penciptanya, namun apapun yang terjadi dengan manusia merupakan pilihan manusia itu sendiri dengan seizing penciptanya.

Oleh karena itu mengapa kita sering menghakimi TAKDIR yang sebenarnya adalah hasil dari pilihan kita sendiiri. Memang benar Allah SWT telah menetapkan rezeki, jodoh, dan mati, namun semuanya itu juga berujung dari proses yang harus dipilih dan dilalui manusia. Hanya seperseribu orang yang menjadi kaya tanpa berusaha untuk kaya, menjadi pengusaha tanpa belajar berwirausaha, menjadi peneliti tanpa memilih, mencoba  dan menjalani sebagai peneliti.

Rejeki, jodoh, dan mati sudah diatur, namun tak seorangpun yang tau seberapa besar rejekinya, siapa yang menjadi pendampingnya, dan kapan dia mati. Semua itu sudah digariskan oleh yang menciptakan manusia, namun tentunya dengan berbagai pilihan jalan yang harus dilalui manusia. Seorang pedagang siomay tidak akan mungkin memperoleh uang seperti hari-hari sebelumnya jika pada hari ini dia lebih memilih untuk menemani istrinya dirumah. Mungkin dirinya akan mendapatkan rejeki, namun kadarnya tidak sama dengan yang diperolehnya jika berjualan keliling, kecuali oknum PNS yang sering mangkir namun gajinya tetap setiap bulannya. Tidak akan mungkin seorang pemuda memperoleh jodoh dengan berbagai kriteria yang diinginkannya, jika hanya berdiam diri dirumah dan menjauhkan diri dari intraksi dengan orang lain agar dapat melihat siapakah gerangan gadis yang diinginkannya.

Lalu bagaimana dengan kematian. Semua tentu sepakat bahwa kematian sudah ditentukan oleh Allah SWT. Namun yang perlu dikaji adalah, kenapa orang-orang yang hidupnya dengan cara-cara yang sehat mempunyai peluang kehidupan yang lebih lama. Itu terjadi karena manusia memilki fikiran yang dapat digunakan untuk memilih mana-mana yang terbaik untuk dirinya yang tentunya berdasarkan rambu-rambu yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta.  Sebagai contoh sederhana, manusia dilarang untuk mabuk-mabukan, karena akan merusak saraf yang akan berpengaruh pada kinerja metabolisme tubuh, menggangu suplai energi, menggagu pertumbuhan sel dan menggangu fungsi seluruh organ manusia. Aturan-aturan lain yang sudah digariskan “Sang Pencipta” manusia tentunya diperuntukan untuk manusia agar memperoleh semua yang diharapkan diujung proses kegiatan yang dilakukan manusia. Jika manusia salah memilih bahkan memilih jalan yang tidak sesuai dengan ketetapan pencipta, maka kejadian seperti robotlah yang akan terjadi, diperbaiki, diistirahatkan, diganti atau bahkan dimusnahkan.

Bagaimanakah dengan kita. Apakah kita sudah mencoba menggunakan akal, fikiran dan hati kita untuk memilih sesuatu yang pada dasarnya bermanfaat bagi kita sendiri. Ataukah kita akan menuruti apa saaja yang akan terjadi dengan mengkabinghitamkan TAKDIR.

Tidaklah diciptakan manusia, hanya untuk beribadah kepada penciptanya. Rasa syukur merupakan kewajiban manusia terhadap berbagai nikmat yang diberikan Penciptanya. Apakah cukup dengan kata-kata syukur sebagai wujud ibadah? Tidak, semua manusia sepakat dengan hal ini. Syukur harus diwujudkan dengan menjaga dan mempergunakan sebaik mungkin segala nikmat yang diberikan Sang Pencipta. Manusia diberikan akal dan fikiran yang membedakannya dengan robot. Tentunya hal terbaik sebagai wujud rasa syukur adalah mempergunakan sebaik mungkin akal dan fikiran yang dimilki untuk memilih jalan hidupnya, memilih jalan rejeki yang baik yang dapat mencukupi kehidupannya, memilih jodoh yang baik bagi diri, keluarga dan keturunannya, serta berusaha berdoa untuk memilih agar mati dengan cara husnul khotimah dan meninggalkan nama yang baik bagi dirinya.

Untuk memiliki rejeki yang baik, tentunya dimana dan apapun pekerjaan kita bukanlah karena sekedar TAKDIR/NASIP sehingga kita memiliki pekerjaan ini atau itu, melainkan hasil dari usaha dan pilihan kita, sehingga dimanapun dan apapun pekerjaan yang dijalani haruslah disyukuri dan dilakukan dengan baik, karena itulah pilihan kita yang direstui Sang Pencipta. Satu hal terbaik untuk memberikan makna positif bagi pekerjaan adalah membuat kondisi yang yaman terhadap pekerjaan yang dilakukan. Untuk menciptakan hal tersebut tentunya kita juga harus membuat nyaman orang-orang disekitar kita serta membuat nyaman lingkungan kita, sehingga pekerjaaan akan terasa nyaman, terhindar dari stress, metabolisme tubuh akan berjalan dengan normal, dan hidup akan terasa lebih berguna, itulah pilihan kita. 

Kondisi nyaman merupakan faktor utama terbukanya otak untuk berfikir dan melakukan tindakan-tindakan positif yang menciptakan ide-ide srategis untuk menjaga survival manusia sebagai makhluk hidup. Menciptakan berbagai peluang akan lebih menambah kemampuan untuk hidup manusia. Ibarat bermain game, mengumpulkan poin yang banyak merupakan cara utama agar kita bisa bertahan untuk bermain dalam waktu yang lama. Namun walaupun poin yang terkumpul banyak dan seharusnya kita dapat bermain lebih lama, seandainya tiba-tiba terjadi mati lampu, maka berakhir pulalah permainan kita. Itulah TAKDIR yang sesungguhnya. Tetapi paling tidak, kita sudah memiliki rekor poin tertinggi yang tersimpan dalam memori, hasil dari pemilihan strategi dan cara mengikuti permainan dengan benar sesuai dengan penciptanya. Karena manusia memiliki akal dan fikiran untuk memilih jalan terbaik yang telah diprogram Sang Pencipta.